Sabtu, 25 Januari 2025

ᯓ★Sabun Dari Minyak Jelantah

Sudut Kota#7 Pengalaman Membuat Sabun Cair dari Minyak Jelantah melalui Teknik Penyaringan Saponifikasi

Membuat sabun cair dari minyak jelantah bukan hanya sebuah pengalaman yang menarik, tetapi juga langkah kecil yang dapat memberikan dampak besar bagi lingkungan. Seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya mengelola limbah minyak jelantah, saya memutuskan untuk mencoba membuat sabun cair menggunakan teknik penyaringan dan saponifikasi. Proses ini, meskipun memerlukan ketelitian dan ketekunan, sangat memuaskan. Pengalaman ini tentunya saya dapatkan melalui kegiatan Ini Lho ITS 2025  kemarin. Berikut adalah cerita pengalaman saya.

Langkah pertama adalah mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan. Minyak jelantah yang akan digunakan merupakan minyak bekas gorengan yang telah disaring terlebih dahulu dari sisa-sisa makanan. Pada umumnya, minyak jelantah digunakan ulang karena banyak orang tidak tahu bahwa minyak bekas tersebut bisa diproses menjadi sabun cair yang aman dan ramah lingkungan.

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk proses saponifikasi antara lain:

  • Minyak jelantah (sudah disaring dari sisa-sisa makanan)
  • Larutan NaOH (Natrium Hidroksida) yang sudah diencerkan
  • Air suling
  • Pewangi alami (misalnya minyak esensial lavender atau tea tree)
  • Warna alami (opsional)

Alat yang diperlukan adalah:

  • Wadah besar untuk mencampurkan bahan
  • Termometer untuk mengukur suhu
  • Spatula atau pengaduk
  • Masker dan sarung tangan (untuk menjaga keselamatan saat bekerja dengan NaOH)

Langkah pertama adalah menyaring minyak jelantah. Saya menggunakan kain saring halus untuk memisahkan kotoran dan sisa makanan yang ada dalam minyak tersebut. Proses ini penting karena minyak yang telah terkontaminasi kotoran akan mempengaruhi kualitas sabun cair yang dihasilkan.

Setelah minyak jelantah disaring, saya menunggu minyak tersebut sedikit mendingin agar bisa lebih mudah diproses.

Pada tahap ini, saya dengan hati-hati menyiapkan larutan NaOH (Natrium Hidroksida) dengan air suling. Saya mencampurkan NaOH ke dalam air dengan perlahan, karena reaksi kimia yang terjadi menghasilkan panas. Larutan NaOH ini kemudian dicampurkan ke dalam minyak jelantah yang telah disaring.

Pada saat proses ini, saya menggunakan termometer untuk memastikan suhu campuran minyak dan larutan NaOH berada pada rentang yang tepat (sekitar 40-50°C). Kemudian, saya mengaduk campuran tersebut secara perlahan namun teratur hingga bahan-bahan tersebut tercampur dengan baik.

Proses saponifikasi adalah reaksi kimia antara asam lemak yang ada pada minyak dengan alkali (NaOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. Saat reaksi ini terjadi, campuran minyak dan NaOH akan berubah menjadi massa yang lebih kental.

Setelah adonan sabun mulai mengental, saya menambahkan pewangi alami. Pada tahap ini, saya memilih minyak esensial lavender untuk memberikan aroma yang menyegarkan pada sabun cair yang saya buat. Selain itu, pewarna alami (seperti ekstrak daun pandan) juga dapat ditambahkan, meskipun saya memilih untuk tidak memberi warna pada sabun kali ini agar tetap alami.

Campuran sabun cair tersebut kemudian dibiarkan selama beberapa hari untuk proses pematangan. Pada tahap ini, tekstur dan konsistensinya semakin membaik. Saya juga melakukan uji pH untuk memastikan sabun yang dihasilkan aman digunakan.

Setelah sabun cair matang dan siap digunakan, saya sangat puas dengan hasilnya. Sabun yang saya buat terasa lembut di kulit dan tidak terlalu keras, yang menandakan bahwa proses saponifikasi berjalan dengan baik. Selain itu, menggunakan minyak jelantah yang sudah disaring dengan baik membuat sabun ini terasa lebih ramah lingkungan dan mengurangi limbah yang dapat mencemari lingkungan.

Saya merasa bangga bisa mendaur ulang minyak jelantah yang sering dianggap sampah menjadi sesuatu yang berguna, seperti sabun cair. Meskipun prosesnya memakan waktu dan membutuhkan ketelitian, saya belajar banyak tentang kimia dasar dan bagaimana pengelolaan limbah yang benar dapat membawa manfaat besar, baik untuk diri sendiri maupun untuk lingkungan.

Pembuatan sabun cair ini juga menjadi pengalaman yang mengajarkan pentingnya kesadaran dalam mengurangi limbah rumah tangga, serta bagaimana kita bisa memanfaatkan kembali bahan-bahan yang ada di sekitar kita untuk menciptakan sesuatu yang berguna. Selain itu, sabun buatan sendiri juga lebih aman dan bebas dari bahan kimia berbahaya yang sering ditemukan dalam produk komersial.

Jika Anda tertarik untuk mencoba, proses ini sangat mungkin dilakukan di rumah dengan beberapa persiapan dan ketelitian. Semoga cerita ini bisa menginspirasi Anda untuk mencoba mengolah minyak jelantah menjadi sabun cair yang ramah lingkungan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar